KONI Kota Depok, JAKARTA (30/11/2017) – Gangguan cuaca akibat erupsi Gunung Agung tidak mengendorkan langkah delegasi Bali dan Nusa Tenggara Barat hadir ke Jakarta untuk mendaftarkan diri menjadi calon tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Tahun 2024. Dalam pendaftaran kepada Panitia pendaftaran calon tuan rumah PON XXI/2014 di Gedung KONI Pusat Jakarta, Kamis (30/11/2017), Bali dan NTB memproklamirkan diri menjadi tuan rumah bersama pesta olahraga nasional tersebut.
Duet Bali – NTB menjadi muka baru setelah sebelumnya Sumatera Utara dan Aceh juga mendaftarkan diri untuk menjadi tuan rumah bersama PON XXI/2024. Kalau Sumut dan Aceh mendaftar dengan rombongan besar dan meriah maka Bali – NTB tampil dengan kesederhanaan mengingat tengah ada letusan Gunung Agung. Namun itu tidak mengurangi semangat Bali dan NTB untuk menunjukkan kesiapan menjadi tuan rumah PON 2024.
Wakil Ketua II KONI Bali Marwoto datang bersama rombongan atlet. Sedangkan NTB diwakili pejabat Pemda Sabrina Anindita. Kehadiran delegasi Bali – NBT diterima oleh Wakil I Ketua Umum KONI Pusat yang juga sekaligus Ketua Tim Penjaringan Tuan Rumah PON XXI/2024, Suwarno didampingi Wakil IV Ketua Umum KONI Pusat K. Inugroho beserta jajaran pengurus dan karyawan KONI Pusat. Bapak Suwarno dalam sambutannya menjelaskan, pendaftaran tuan rumah PON ini menurut Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) KONI dan peraturan PON, dilakukan tujuh tahun sebelum pelaksanaan PON. Tuan rumah PON terpilih diputuskan enam tahun sebelum PON digelar.
“Proses pencalonan tuan rumah PON ini layaknya Asian Games. Prosesnya cukup panjang. Untuk itu calon tuan rumah harus membuat rencana jangka panjang,” ujar Pak Warno.
Menurut Pak Warno, Bali dan NTB sudah klop. Selain saling berdekatan juga mempunyai daya tarik keindahan alam, budaya dan pariwisata yang mendunia. Potensi Bali dan NTB ini akan makin membuat kompetitif pencalonan tuan rumah PON XXI/2024 karena sebelumnya sudah mendaftar juga Sumut – Aceh yang juga menjadi tuan rumah bersama dan Kalimantan Selatan. “Silakan berkompetisi dengan baik. Lakukan pendekatan dengan provinsi lainnya sehingga bisa terpilih. Kami dari KONI maupun Tim Penjaringan netral,” ucap Pak Warno.
Dalam bagian lain, Pak Warno menyatakan, KONI Pusat mengambil hikmah positif tentang tuan rumah bersama ini. Terutama dengan banyaknya cabang olahraga yang dipertandingkan nanti. Di sinilah dua provinsi bisa berbagi. Disinilah dituntut kesanggupan untuk bekerjasama dengan baik sebagai persyaratan tuan rumah bersama. “Perlu dirundingkan dari awal tentang pembagian cabang olahraga, penetapan upacara pembukaan dan penutupan, kemudian juga pengambilan api PON. Dari awal ini harus disepakati. Jangan terus jadi rebutan,” tegas Pak Warno.
Selain itu Bali dan NTB perlu menyiapkan dengan baik menyangkut, pertama, fasilitas tempat pelaksanaan pertandingan. Kedua menyiapkan panitia penyelenggara. Yang ketiga menyiapkan kontingen untuk meraih prestasi terbaik.
“Jangan sampai sebagai tuan rumah, hanya mengalungkan medali kepada para tamu. Para atlet tuan rumah juga harus bersiap untuk meraih prestasi sehingga bisa sukses prestasi dan penyelenggaraan,” kata Pak Warno menjelaskan.
Sementara itu Wakil IV Ketua Umum KONI Pusat K. Inugroho menyambut baik tentang tampilnya Bali dan NTB mendaftarkan diri menjadi calon tuan rumah bersama PON XXI/2024. Kehadiran Bali – NTB menunjukkan daerah-daerah mempunyai gairah dalam membangun olahraga. Olahraga sudah mendapat perhatian oleh pemerintah daerah.
Pak Inugroho mengemukakan, setelah pendaftaran ditutup maka daerah yang mendaftar hampir sama dengan pemilihan tuan rumah PON XX/2020 lalu. Kalau dulu belum ada yang maju menjadi tuan rumah bersama. “Dulu kan masih sendiri-sendiri seperti Papua, Sumut, Jawa Tengah, Bali dan Aceh. Kini ada Sumut-Aceh, Bali – NTB dan Kalsel,” ucap Pak Inugroho.
Dijelaskan Pak Inugroho, daerah yang mendaftar sebagai calon tuan rumah PON membayar uang pendaftaran sebesar Rp 1 Milyar dan menyerahkan uang jaminan senilai Rp 5 Milyar. “Kalau tidak terpilih maka uang jaminan itu akan kembali ke daerah yang memberikan,” ujar Pak Inugroho.
Tentang proses pemilihan tuan rumah PON XXI/2024 nanti, Tim Penjaringan akan memeriksa kelengkapan persyaratan administrasi yang antara lain berisi surat dukungan dari pemerintah daerah, dan DPRD. Setelah itu Tim Penjaringan melakukan peninjauan tentang kesiapan 30 persen dari fasilitas penyelanggaraan. “Daerah yang lolos verifikasi Tim Penjaringan nantinya akan dipilih anggota KONI Pusat pada Musyawarah Olahraga Nasional Luar Biasa KONI. Selanjutnya pemerintah yang memutuskan,” kata Pak Inugroho.
Wakil Ketua II KONI Bali Bapak Marwoto menyatakan, semula Bali ingin hadir dengan rombongan besar dan lengkap. Namun karena cuaca yang tidak mendukung maka pihaknya hadir dengan rombongan mini. Meskipun demikian, pihaknya tetap semangat mendaftarkan diri dan dengan cepat akan melengkapi persyaratan yang dibutuhkan.
“Ketua Umum KONI Bali dan Gubernur ingin datang langsung mendaftar. Tapi karena kondisi erupsi Gunung Agung sehingga hanya kami yang diutus,” ujar Pak Marwoto.
Perwakilan Pemprov NTB Sabrina Anindita mengemukakan tentang keunggulan NTB dan Bali sehingga layak untuk dipilih menjadi tuan rumah PON XXI/2024. Selain memiliki tempat pertandingan yang sudah sering menjadi tempat pertandingan tingkat nasional dan internasional, NTB dan Bali akomodasi yang tingkat internasional. Selain itu jarak NTB dan Bali juga berdekatan karena bisa ditempuh 25 menit dengan pesawat udara dan 1 jam dengan kapal laut.
“Kami yakin terpilih karena memiliki keunggulan pariwisata yang sudah sejak lama kami kemas secara harmonis dengan berbagai event olahraga, yaitu sport-tourisme,” ujar Ibu Sabrina.
Maka Ibu Sabrina optimis NTB dan Bali akan menampilkan pelaksanaan kelas dunia. “Kalau ingin menyaksikan tontonan olahraga dan alam kelas dunia maka NTB dan Bali lah tempatnya. Jadi pilihlah duet NTB – Bali.”
RSS