
KONI Kota Depok (Jakarta) – Kementerian Pemuda dan Olahraga masih menunggu pengajuan proposal dari para federasi pengurus cabang olahraga untuk Asian Games 2018. Ada empat yang belum melakukannya.
Menuju Asian Games 2018, pemerintah akan memfasilitasi 40 cabor yang akan turun di pesta akbar olahraga negara-negara se-Asia tersebut kendatipun dengan jumlah kebutuhan anggaran yang berbeda-beda, tergantung yang paling diprioritaskan.
Dalam rangka itu juga, Kemenpora berharap para cabor bisa mengajukan proposal lengkap menuju Asian Games. Proposal ini di antaranya berisikan perencanaan program latihan (periodisasi latihan, jadwal uji coba, dan training camp, jumlah atlet, pelatih, dan manajer), pelaksanaan latihan (struktur organisasi, tim pendukung, pelaksanaan program), pembiayaan dan pengawasan (promosi dan degradasi dan hasil yang dicapai). Batas waktu penyerahan proposal jatuh pada 15 Desember lalu.
Akan tetapi, sampai tenggat waktu terlewati baru ada 36 federasi pengurus cabor yang sudah mengajukan proposal. Empat federasi masih ditunggu proposalnya sampai hari ini.
“Empat cabor itu sudah kami laporkan tadi saat pertemuan dengan Bapak Wakil Presiden (Jusuf Kalla) dan kami ingatkan kembali untuk diserahkan hari ini,” kata Sekretaris Menpora Gatot S. Dewa Broto usai pertemuan di kantor Wapres, di Jakarta, Rabu (20/12/2017).
Empat federasi itu adalah Persatuan Sepakbola seluruh Indonesia (PSSI), Persatuan Golf Indonesia (PGI), Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI), dan Federasi Olaraga Kabaddi Seluruh Indonesia (FOKSI).
“Pada pertemuan tadi Bapak Menteri tak memberi batas sampai kapan. Namun, dia berharap agar federasi cabor bisa melengkapinya hari ini,” ucap Gatot.
Dengan belum lengkapnya pengajuan itu maka pekerjaan tim verifikasi, yang terdiri dari unsur Kemenpora dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), belum bisa bekerja.
“Ya, harapan kami dengan menunggu empat cabor ini besok mereka (tim verifikasi) sudah bisa menjalankan tugasnya,” kata Gatot.
“Mereka ini kan yang nantinya memverifikasi terkait proposal tersebut. Jadi akan dilihat keyakannya seperti apa. Misal, cabor A akan ke Rusia tentu kami akan verifikasi sesuai dengan standar keunggulan yang kami punya,” tuturnya.
(mcy/krs)
RSS