Jakarta, Jumat, 7 Agustus 2015 – Hari Jumat (7/8) pagi, Kemenpora melalui Deputi Peningkatan Prestasi Olahraga Djoko Pekik Irianto bersama Asdep Organisasi Keolahragaan Doddy Iswandi, Asdep Olahraga Prestasi Washinton, Asdep Penerapan IPTEK Olahraga Joko Sulistyono, dan Asdep Olahraga Layanan Khusus Bayu Rahadian menerima anggota DPRD Jawa Barat yang dipimpin Ketua Komisi V DPRD Jabar Agus Felianto. Kedatangan delegasi ini bermaksud untuk mendiskusikan persiapan PON Jabar 2016.
Agus menerangkan, kedatangannya adalah untuk memaparkan tentang kesiapan beberapa venue di Jabar, dan menanyakan dukungan dana dari Kemenpora. “Masih banyak pembangunan venue yang perlu dikebut. Teknis pembukaan PON juga harus dibicarakan, karena stadion sedang dibenahi. Apakah mungkin jika dibuka selain di Bandung? Kami juga ingin disampaikan, berapa sebenarnya nominal dukungan dana dari Kemenpora, dan itu larinya ke mana, ke KONI Jabar, Disorda Jabar, atau langsung ke cabor?” tanya Agus.
Merespon pertanyaan itu, Djoko Pekik menyatakan selama ini Kemenpora selalu mendukung penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON). “Dukungan anggaran itu menitikberatkan pada pelaksanaannya. Lalu regulasi teknis apakah pembukaan harus di ibukota provinsi, itu kewenangan PB PON. Kalau ada masalah-masalah venue, jangan sampai terimbas pada penyelenggaraan PON,” pinta Djoko.
Doddy Iswandi menyatakan punya pengalaman pembukaan event olahraga tidak harus selalu di stadion, namun di jalan raya. “Pengalaman saya waktu di Serbia, pembukaannya juga tidak di stadion. Kalau nanti dibuka di stadion Jalak Harupat, juga tetap bisa diatur,” kata Doddy.
Doddy meminta Komisi V DPRD Jabar, jika nanti menunjuk Event Organizer, harus ditunjuk jauh hari. “Terkait kesiapan venue, itu idealnya enam bulan sebelum PON sudah harus siap. Makanya nanti perlu ada test event, misalnya babak kualifikasi PON. Contoh, gulat tidak dilaksanakan di Jabar, tapi kami gelar di Jambi. Jadi babak kualifikasi PON maksimal sudah harus selesai enam bulan sebelum PON,” kata Doddy.
Asdep Penerapan IPTEK Keolahragaan Joko Sulistyono mengatakan pengalaman PON Riau, dukungan anggaran dari Kemenpora untuk PON Riau sebesar Rp 100 miliar. “Harusnya permohonan dukungan ke Kemenpora harus sudah diajukan satu tahun sebelumnya. Kepala Dinas Olahraga Daerah (Disorda) Jabar semestinya harus sudah mengajukan proposal. Pengalaman 100 miliar Riau itu tidak mulus. Ada banyak temuan, dan lain-lain. Istilah Jabarnya, “rieweuh” (ribet),” terang Joko.
Dalam pertemuan kali ini, dibahas beberapa proposal mengenai permohonan bantuan dukungan dana PON Jabar 2016 yang telah masuk ke Kemenpora. Proposal tersebut dinilai tidak update dan berbeda-beda. Doddy dalam rapat ini meminta untuk dapat dikirim kembali proposal terbaru. “Ada baiknya dikirim ulang proposal terbaru yang relevan,” katanya. (zid)
http://kemenpora.go.id/index/preview/berita/9872
RSS